1. LIBERALISME
Liberalisme artinya bersifat bebas, berpandangan bebas ( luar dan dalam ). Liberalis, penganut paham liberalisme; kaum liberal. Liberalisme artinya paham yang mengajarkan kebebasan dan menghormati hak – hak asasi individu. Liberalisme juga dapat diartikan sebagai suatu tahap pemikiran terhadap hidup serta persoalan dalam hidup yang menekankan kepada nilai – nilai kebebasan bagi para individu, minoritas dan bangsa – bangsa.
► Liberalisme Dalam Pertumbuhan
Sebagai suatu system pemikiran, liberalisme menerima bentuknya yang tetap sejak abad ke 18. Dalam abad tersebut terjadi revolusi intelektual ( enlightenment ) di Eropa Barat. Tokoh pemikir yang muncul pada waktu itu adalah Voltaire J.J Rousseau, Diderot, Montesquireu dari Prancis. John Lock adan Adam Smith dari Inggris, Goethe, Lissing dan Immanuel Kant dari Jerman; Vico dan Becarrin dari Italia; Thomas Jefferson dan Franklin De Lano Roosevelt dari Amerika.
Pada abad ke 19, Inggris, Prancis dan Amerika Serikat telah menjadi Negara yang modern. Didalam Negara liberal yang modern ini, terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu kekuasaan legislative, eksekutif dn yudikatif. Fungsi legislative dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau parelem, fungsi eksekutif dilakukan oleh Presiden dengan bantuan Dewan Menteri ( cabinet ) dan fungsi yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung ( kehakiman )
► Liberalisme Dalam Perkembangan
Tingkat perkembangan pertama adalah liberalisme kuno atau liberalisme borjuis. Misalnya di Prancis dalam revolusi borjuis 1830; di Inggris dengan Reform Bill 1832 . Liberalisme kuno mengembangkan kebijaksanaan, gagasan – gagasan dan sikap – sikap yang sesuai dengan kepentingan kaum borjuis ( liberalisme ekonomi ). Liberalisme borjuis mementingkan kepentingan kaum borjuis ( pengusaha )
Perkembangan kedua ialah liberalisme demokrasi atau demokrasi yang tumbuh pada abad ke 19. Liberalisme demokrasi mengajarkan adanya persamaan antara semua warga, baik dalam kehidupan antara semua warga, baik dalam kehidupan social maupun ekonomi, menolak persaingan bebas dan menghendaki campur tangan pemerintah. Tuntutan social kaum buruh dan seluruh rakyat akhirnya melahirkan liberalisme social atau sosialisme. Gerakan ini dipelopori oleh Jerman dengan prinsip dari persamaan atas kehidupan social dan politik.
2. Sosialisme
Didalam masyarakat sosialis terdapat suatu dalil yang berbunyi : tiap orang harus bekerja menurut keahlian masing – masing dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan hasil pekerjaannya itu. Sosialisme menghargai pekerjaan seseorang bukan pada derajat keturunan, kekuasaan dan kekayaan.
Praktek sosialisme ditiap Negara berbeda – beda. Pada umumnya ada tiga macam bentuk sosialisme yaitu :
a. Sosialisme utopia dengan tokohnya Thomas More. Berpendapat bahwa sosilisme utopia adalah suatu cita – cita terhadap terciptanya suatu bentuk masyarakat dimana segala sesuatunya dapat mencukupi kebutuhan dan dikerjakan oleh warga masyarakatnya sendiri. Disebabkan karena perbedaan ekonomi dan social yang tajam antara si kaya dan si miskin.
b. Sosialisme agama adalah suatu paham berdasarkan agama ( Kristen ) yang ingin memperbaiki masyarakat melalui ajaran para nabi.
c. Sosialisme ilmiah atau modern adalah sosialisme yang dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan modern dan didasarkan pada penyelidikan terhadp masyarakat. Karl Max dan Federick Engels sebagai tokohnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka sosialisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang mengajarkan bahwa semua harta benda, industri dan perusahaan adalah milik Negara. Sosialisme merupakan suatu paham kemasyarakatan yang menolak ajaran homo homini lupus ( manusia adalah serigala bagi manusia yang lain )
3. Pan Islamisme
Gerakan Pan Islamisme muncul disebabkan karena dua persoalan penting yaitu agama dan politik. Dari sisi agama, gerakan ini muncul Karena aadanya tuntutan pembersihan kepercayaan dan amal keagamaan serta modernisasi pendidikan.Dari sisi politik, Pan Islamisme muncul karena ingin menghilangkan sebab – sebab yang memecah belah kaum muslimin dan mempersatukan mereka untuk mempertahankan iman islami. Gerakan ini dipelopori oleh Jamluddin Al Afgani ( 1839 – 1897 )
Disamping itu juga, muncul gerakan – gerakan sinkretik sebagai reaksi terhadap paham islam Aligarkh dari Sayyid Ahmad. Pemimpinnya adalah Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian ( meninggal 1908 ). Gerakan ini dinamakan sebagai Ahmadiyah. Gerakan ini menganggap Ghulam Ahmad sebagai khalifah, bahkan seorang nabi. Setelah dia meninggal dunia, ahmadiyah terpecah menjadi dua cabang ( 1914 ) yaitu cabang asli cabang Qodian dan cabang cabang Lahore cabang Qodian. Cabang Qodiani tetap mempertahankan pendirinya Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan tetap mengakui adanya seorang khalifah. Kedua cabang tersebut masuk ke Indonesia dan mendirikan perkumpulan Ahmadiyah di Indonesia, namun pengikutnya sedikit. Hanya pergerakan Wahabiyah di Minangkabau yang memperoleh pendukung yang kemudian bertentangan dengan golongan islam adat di Minangkabau dan meletuslah perang Paderi ( 1821 – 1837 )
4. Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari bahasa Inggris. Nation artinya bangsa; Nationality berarti kebangsaan. Nasionalisme adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa kesetiaan tertinggi individu sepenuhnya diserahkan kepada Negara kebangsaan. Kesadaran nasional merupakan sikap mental dari suatu kelompok, suku atau bangsa terhadap kehidupan bangsanyaatas dasar persamaan geografis, geopolitik, bahasa, budaya, keturunan dan perasaan keagamaan.
Tumbuh dan berkembangnya semangat nasional pada bangsa – bangsa di Asia dan Afrika disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Sistem nasionalisme di Eropa Barat yang berkembang kearah imperalisme modern yang ingin menjajah Negara lain, baik bidang politik, ekonomi maupun kebudayaan.
2. Munculnya golongan intelektual dalam masyarakat yang telah menerima paham – paham baru seperti nasionalisme, demokrasi dan liberalisme.
3. Adanya semangat chauvinisme dari pihak imperialis dan didaerah jajahan menimbulkan tindakan diskriminatif dengan kecongkakan dari ras kulit putih, maka bangsa – bangsa kulit putih berwarna yang terjajah mengadakan reaksi menentang dan mengusir bangsa penjajah keluar dari negerinya.
Selain sebab – sebab khusus di masing – masing Negara di Asia dan Afrika, terdapat pula sebab – sebab umum, yaitu :
1. Kenangan kejayaan masa lampau, mereka ingin kembali seperti masa lampau mereka
2. Imperialisme menimbulkan nasionalisme sebagai reaksi.
3. Paham – paham revolusi Prancis; liberte ( kebebasan ), fratemite ( persahabatan ), egalite ( persamaan )
4. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang Jepang - Rusia 1904 – 1905
5. Wilson Fourteen Point dan Athlantic Charter
Akibat dari nasionalisme antara lain :
1. Tumbuhnya Negara – Negara nasional
2. Peperangan kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan sebagai Negara nasional.
3. Imperialisme Negara nasional yang kuat sering menjelma menjadi Negara imperialis
4. Nasionalisme dalam ekonmi terlihat dalam :
a. Proteksionisme, menumpuk dan melindungi industri dan perdagangan dalam negeri dari persaingan dengan Negara lain.
b. Keinginan akan autarki dan utopi ialah usaha untuk dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri sendiri.
5. Akibat social nasionalisme juga menumbuhkan perasaan anti kulit putih, sebab bangsa kulit putihlah yang dianggap penyebab kesengsaraan dan penderitaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar