BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki kecenderungan perkembangan kearah kota metropolitan seperti halnya Jakarta. KELEBIHAN KOTA Bandung dibandingkan dengan kota – kota lainnya adalah banyak memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota. Salah satunya adalah kawasan Cibaduyut yang dikenal sebagai kawasan sentra industri kerajinan sepatu. Lebih jauh perkembangan kawasan Cibaduyut mengakibatkan tumbuhnya jalan Cibaduyut sebagai kawasan perdagangan seiring dengan kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan. Timbulnya jalan Cibaduyut sebagai kawasan komersial menyebabkan berubahnya kawasan menjadi ruang terbuka aktif dengan terjadinya berbagai aktifitas didalam kawasan.
B. Tujuan Pengembangan Usaha Di Cibaduyut
1. Meningkatkan produktifitas, efisiensi kerja dan kualitas dengan memperhatikan the bug quality
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan mutu pengiriman atau delivery untuk memenuhi pendistribusian produk sepatu dari sentra sepatu
BAB II
ISI
A. Proses Pembuatan Sepatu GARUCCI
1. Persiapan perakitan
2. Lopen manual
3. Jahit rosel
4. Persiapan out sol
5. Press
6. Grinding
7. QC produksi sol
8. Finishing
9. Spraying
10. QC sepatu jadi
11. Sepatu jadi
12. Pengemasan
Proses pembuatan upper
1. QC bahan baku kulit upper
2. Design
3. membuat pola
4. Cutting ( memotong )
5. Seset
6. Setel
7. QC upper
B. Pemasaran
Produksi sepatu Cibaduyut telah dipasarkan dan didistribusikan ke seeluruh Indonesia. Mayoritas dalam memasarkan produknya masih tergantung pada para pedagang, baik pengecer maupun pedagang besar atau grosir, sehingga keuntungan ( profit ) masih sebatas dibawah 20%.
Sebagian kecil pengusaha / perajin telah mampu dan memiliki pasar di kota – kota besar dengan peluang dan segmen pasar yang cukup menjanjikan, dalam arti memiliki nilai profit diatas 35%, itupun masih dibawah 10% dari populasi usaha yang ada pada sentra sepatu Cibaduyut.
Banyaknya pemasok produk sepatu dari luar Cibaduyut untuk dijual melalui took / show room dan pusat perdagangan di Cibaduyut, sehingga ada image produk bahwa sepatu produksi Cibaduyut menurun pamornya. Hal inilah yang perlu kita kaji untuk pembenahan di dalam Sentra Cibaduyut, bahwa kejadian diatas yang menurunkan kepercayaan belum tentu produk dari Cibaduyut, mungkin saja produk dari luar berkualitas rendah di jual di Cibaduyut.
C. Gambaran Umum Sentra Sepatu Cibaduyut
1. Letak Geografis.
Secara geografis letak sentra Sepatu Cibaduyut berada 5 km arah selatan Kota Bandung dengan luas areal sekitar 14 km2 meliputi wilayah :
Kota Bandung di Kecamatan Bojong Loa Kidul mencakup :
- Kelurahan Kebon Lega
- Kelurahan Cibaduyut
- Kelurahan Cibaduyut Wetan
- Kelurahan Cibaduyut Kidul
- Kelurahan Mekar Wangi
Kabupaten Bandung di Kecamatan Daeyuh mencakup :
- Desa Cangkuang Kulon
- Desa Cangkuan Wetan
- Desa Suka Menak
2. Potensi Sentra Industri Kecil Menengah Sepatu Cibaduyut.
Potensi pada sentra industri kecil alas kaki / sepatu di Cibaduyut dalam 5 tahun terahir memberi gambaran sebagai berikut :
NO
POTENSI TAHUN
2002 2003 2004 2005 2006
1 Unit Usaha 859 861 848 845 828
2 Tenaga Kerja
( orang ) 6.045 2.850 3.468 3.556 3.498
3 Investasi
( Rp. 1.000 ) 7.727.200 7.162.657 18.170.475 23.720.675 14.507.168
4 Produksi
( pasang/thn ) 8.530.000 2.984.460 3.049.344 4.046.700 2.982.600
Industri Kecil Menengah Persepatuan Cibaduyut telah menumbuhkan industri pendukung lainya seperti tumbuhnya show room / outlet sepatu, pusat perdagangan sepatu, toko / penjual bahan baku / bahan pembantu dan counter atau penjual produk – produk lainnya. Lebih jelasnya seperti pada tabel dibawah ini :
NO U R A I A N JUMLAH
1 Show room / outlet / toko 176 unit
2 Pusat perdagangan 4 unit
3 Toko bahan baku dan penolong 38 unit
4 Industri shoelast / acuan 8 unit
5 Industri alat / spare part 3 unit
6 Industri kemasan / doze 15 unit
7 Industri sol karet 5 unit
D. Keadaan Industri Alas Kaki / Persepatuan Cibaduyut
Industri alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut sejak dekade tahun 80-an hingga sekarang dapat dikatakan mengalami perkembangan yang cukup signifikan, tetutama dari aspek investasi dan produksi.
Perkembangan industri alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut sejalan dengan perkembangan pasar, pertumbuhan ekonomi yang mendorong peningkatan daya beli konsumen, turut pula memberikan andil tumbuhnya demand terhadap produk alas kaki.
Keadaan industri alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut mempunyai kondisi sebagai berikut :
a. Perkembangan produksi alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut teridentifikasi adanya peningkatan produksi mencapai 83.113 pasang sepatu per bulannya atau sekitar 32,7%
b. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 88 orang per tahun atau sekitar 2,54%
c. Peningkatan investasi di tahun 2005 hingga Rp. 5.550.200.000,00 atau meningkat 30,54% dibanding tahun sebelumnya, hal ini terjadi akibat beberapa kali kenaikan harga bahan baku dan bahan pembantu.
d. Terbentuk kemitraan antara industri alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut dengan perusahaan alas kaki yang memiliki brand image maupun dengan pengusaha grosir yang ada di sentra sepatu Cibaduyut.
Sentra sepatu Cibaduyut cukup dikenal sebagai daerah wisata, walaupun sebatas wisata dagang / belanja disamping sebagai wisata industri dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi, dimana beberapa lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi maupun lembaga lainnya sering dijadkan sebagai tempat penelitian dan pendidikan keterampilan.
E. Masalah
a. Keterbatasan modal yang menambah kesulitan pengusaha
b. Kurang pengetahuan dasar tentang teknologi persepatuan
c. Melonjaknya harga bahan baku dan bahan penolong akibat kenaikan BBM dan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik ( TDL )
d. Terapan desain yang belum optimal, umumnya tidak memiliki kemampuan karena keterbatasan pemahaman serta pengetahuan teknis desain seperti estetika, teknologi produksi, trend pasar dan sebagainya.
e. Pembangunan image produk yang tidak tepat
f. Belum adanya sinergitas antara dunia usaha, Pendidikan Desain, Industri, Birokrasi, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi, Litbang ( R&D), Lembaga keuangan dan Konsultan
g. Belum diterapkannya manajemen pemasaran yang benar karena adanya keterbatasan dari pengusaha
h. Kualitas SDM yang masih rendah menjadikan perusahaan belum dapat menerapkan manajemen produkasi atau pemasaran secara tepat.
F. Manfaat Konsep Klaster
1. Memahami kebutuhan konsumen
2. Meningkatkan hubungan bisnis
3. Memperkuat daya saing
4. Peningkatan mutu
5. Memangkas biaya internal
6. Jaring pemasok sederhana
7. Memiliki akses ke lembaga dan pemerintah
8. Fasilitas bersama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kunjungan industri, penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Industri alas kaki / persepatuan di sentra Cibaduyut dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan
2. Pemasaran produksi alas kaki / sepatu Cibaduyut semakin meluas sampai keluar kota bahkan antar propinsi di Indonesia
3. Letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau oleh para pengunjung
4. Cibaduyut bukan saja menjadi wisata industri tetapi sudah menjadi wisata dagang / belanja dan wisata edukasi
B. Saran
Setelah melaksanakan kunjungan industri, penyusun dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Lebih meningkatkan peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan alas kaki sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas
2. Perhatian pemerintah lebih ditingkatkan terutama pengusaha di Cibaduyut sendiri karena berkembangnya usaha tidak lepas dari sasaran yang perlu kita capai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar