Halaman

Senin, 04 Mei 2009

CINTA VANYA

Malam dingin terasa dikulit, bintang bulan, selalu menyinari malamku, debar – debar jantungku, antara rasa malu dan takut jika bertemu dengannya.
Malam itu, malam minggu, 10 Oktober jam 19.30 WIB. Malam itu adalah malam pertemuan Vanya dengan Dandi. Vanya adalah cewe SMA kelas X dan Dandi adalah cowo SMA kelas XII. Sekolah mereka berbeda, mereka berkenalan melaui hp. Selama sebulan mereka belum pernah bertemu sama sekali. Akhirnya mereka buat janji untuk ketemuan. Pada saat itu Vanya sedang duduk – duduk di teras rumahnya. Setelah beberapa saat Vanya menunggu, akhirnya Dandi pun sampai juga. Pertama kali melihat Dandi, hati Vanya langsung berdegup kencang dan merasa tak karuan karena melihat cowo yang begitu ganteng dimatanya, hitam tetapi manis, apalagi dengan balutan celana yang ketat. Ah….hatinya begitu berbunga. Tanpa komando, mereka pun saling bersalaman, menyapa dan melepas seribu rasa dalam hatinya masing – masing.
“ Vanya, ya ? “ tanya Dandi
“ I ah….ne Dandi pa ? “ balik Vanya yang nanya.
“ I ah…apa kabar ? “
“ Baik……silakan duduk Dan, koq bisa tahu rumahku ? “ tanya Vanya dengan wajah ceria.
“ Thanks….ya tau lah….kan udah dikasih alamatnya ama kamu, lagian banyak yang bisa ditanyai dunk…demi..demi .” ujar Dandi dengan sedikit bercanda.
Mereka pun saling bercakap – cakap sembari bersendau gurau.sesekali diiringi dengan tertawa renyah. Udara dingin malam seketika berubah menjadi hangat, detak jantung terus berpacu makin kencang, memenuhi setiap ubun – ubun, aliran darah terasa begitu kencang, sekencang hasrat yang terus bergelora. Rasa malu, penasaran dan lainnya hilang seketika setelah pertemuan itu. Kedekatan telah tercipta. Hingga tak disadari waktu telah sampai jam 21.30 dan dengan berat hati Dandi pun mohon pamit sama Vanya.
Selepas kepulangan Dandi, Vanya tidak bisa memejamkan matanya. Ada seribu perasaan yang menghinggapi dirinya. Ringan rasanya. Berkali – kali merubah posisi tidur, Vanya tetap tidak bisa memejamkan matanya. Yang terbayang hanyalah senyuman, wajah dan canda Dandi. Getar – getar cintakah ini? Atau hanya sebuah perasaanku saja ? ah…. Vanya kembali melayang. Hinggap diwajah Dandi, larut dalam candanya hingga sebuah kejutan membuyarkan angannya. Hp Vanya berdering memecahkan lamunannya.
“ Met malem ya Van……….cuman mau ngucapin met bobo aja za….Jangan lupa do’a yach…??? “
“ Yah..thanks..met bobo jg..mimpi indah yach,,” balas sms Vanya.
Sebuah malam yang penuh keindahan bagi Vanya. Untaian lamunan telah melelapkan Vanya hingga dalam mimpi. Hingga fajar menyambut keindahan diawal hari. Sebuah keindahan mereka ciptakan berdua. Lewat sms mereka selalu membuka awal aktifitas yang indah hari ini. Dan hari – hari berikutnya. Hingga suatu hari, 22 Nopember Dandi mengajak Vanya ketemuan di sebuah tempat. Tempat yang indah untuk saling mencurahkan isi hati. Hingga tumbuh keberanian Dandi untuk menyatakan perasaannya ke Vanya.
“ Van…mungkin ini terlalu cepat buat kamu, tetapi udah lama aku biarkan perasaan ini. Aku biarkan selalu mengisi kepalaku. Terlalu lama aku menyimpannya. Asal kamu tahu Van, semenjak perkenalan kita, makin lama aku deket sama kamu, makin deket pula hati ini. Jujur, aku jadi punya rindu sama kamu, punya perasaan – perasaan yang entah aku sendiri gak tau apa sech artinya. Van,….boleh kamu jadi cewe aku ? “ tanya Dandi
“ Van….aku serius. Aku cinta sama kamu. Aku tunggu jawaban kamu sekarang Van…! “ ujar Dandi seraya memandang Vanya dengan penuh harap.
Sementara Vanya menjadi belingsatan atas tembakan Dandi yang begitu mendadak. Walaupun dalam hatinya saat seperti ini telah dibayangkan jauh hari sebelumnya. Saat – saat yang begitu mendebarkan. Beribu perasaan telah berkecamuk di dada Vanya. Hingga Vanya hanya bisa tersenyum pada Dandi. Dengan lembut dan dengan tatapan mata yang bersinar – sinar. Dan hari itu, saat jemari mereka saling beratautan, hati merekapun telah menyatu dalam cinta yang telah bersemi selama ini.Menadarat dalam sebuah kecupan dikening Vanya. Melambungkan semua rasa yang mereka miliki. Menapaki hari dengan keceriaan. Menanti waktu dengan penuh harapan.
Percintaan Vanya dengan Dandi telah membawa Vanya pada Radit. Teman Dandi. Dengan iringan cinta, mereka pun menjadikan persahabatan yang indah. Radit menjadi tempat kedua setelah Dandi. Banyak hal yang Vanya curhatkan tentang Dandi pada Radit. Hingga persoalan – persoalan serius tatkala riak – riak cinta Vanya dengan Dandi muncul, maka Raditlah menjadi tempat untuk mencurahkan hati Vanya. Dan manakala riak – riak itu makin menggunung, seperti biasanya, Raditlah tempat berteduh Vanya untuk meluapkan segala persoalan. Hingga suatu saat, 25 Januari, manakala Vanya berseteru dengan Dandi, Vanya pun lari dihadapan Radit. Begitu menggunungnya persoalan, hingga bulir – bulir air mata Vanya tumpah di pundak Radit. Dan Radit dengan penuh perasaan berusaha membuat Vanya lepas dari persoalan. Vanya merasa damai di hadapan Radit. Ada secercah kedamaian dan perasaan terlepas dari segala persoalan. Dan Vanya makin terkejut tatkala Radit mengungkapkan perasaan hatinya. Perasaan yang selama ini tak terbayang oleh Vanya.
“ Van, maafin aku yach. Kalo aku baik sama kamu selama ini, sesungguhnya bukan tanpa alasan. Selama ini aku suka menjadi tempat kamu. Aku suka jika kamu bahagia. Jika kamu terlepas dari masalah yang aku hadapi. Asal kamu tahu Van….aku selalu sedih tatkala kau selalu bermasalah dengan Dandi. Aku ga rela jika kau selalu disakitin sana Dandi. Aku menangis jika mendengar kamu bermasalah dengan Dandi. Van….aku sayang kamu. Aku cinta sama kamu…..Aku janji Van…jika kamu menerima cintaku. Aku akan berusaha membahagiakan kamu Van……” ujar Radit tanpa bisa meneruskan kata – katanya.
Vanya pun hanya bisa terbengong mendengar perkataan Radit. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan selama ini. Pikiran Vanya pun berlari antara Dandi dan Radit. Kebaikan dan kejelekan Dandi menari – nari di pikiran Vanya. Kebaikan Radit pun tak kalah hingga dalam benak Vanya.
“ Dit, kamu tahu kan kalo aku tuh masih sama Dandi ? Lagian kamu kan temen Dandi juga kan ? “
“ Vanya, aku ga lagi mandang siapa Dandi lagi. Dia toh udah banyak nyakitiin elo “
“ Aku ga suka melihat cowo macam dia. Kalau saja di bukan temen aku, pasti sudah aku hajar dia ! “
“ Tapi aku harus bagaimana ? lagian kamu sekelas. Bagaimana kalo Dandi tau ? Misalkan aku mutusin dia cumin gara – gara aku pacaran sama kamu ?” tanya Vanya kebingungan.
“ Ga usah mikirin itu Van ! Yang penting kamu sudah lepas dari Dandi.Aku janji akan nejagain kamu. Ga akan siapapun nyakitiin kamu “ ujar Radit meyakinkan.
Akhirnya Vanya pun tak kuasa dengan janji Radit. Mereka pun menajlin cinta dengan penuh keyakinan akan mendapatkan kebahagiaan. Dandi yang dua bulan telah menjadi pacar Vanya kini tinggal kenangan. Dan kenyataan selalu terbuka. Ternyata tanpa sepengetahuan Vanya, Dandi rupanya telah menduakan Vanya. Sedih tentu. Tetapi kesedihan Vanya telah terobati dengan kehadiran Radit. Cowo yang selalu memberikan perlindungan, kasih sayang dan cinta setulusnya.