Halaman

Minggu, 24 Mei 2009

BANGUN MASJID BARU

Setelah 4 tahun tertunda, Panitia Pembangunan Masjid Al Huda Desa Tiparkidul Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas akhirnya dapat kembali berjalan. Masjid yang menurut RAB menelan biaya Rp. 791.763.000 tersebut murni swadaya masyarakat.

Ketua panitia yang sekaligus Kepala Desa Tiparkidul, Handoyo, SE memimpin kembali pembangunan tahap ke dua yang dimulai pada Jum'at Kliwon tanggal 20 Mei 2009.

CONTOH KARYA TULIS UNTUK SMP

BAB I
PENDAHULUAN

I.LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia saat ini telah berkembang menjadi sebuah komoditas yang tidak saja menghasilkan devisa, tetapi telah memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan social budaya.
Area wisata semacam Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Impian Jaya Ancol adalah salah satu contoh. Di Ancol hampir keseluruhan area bermain sudah menggunakan teori – teori yang ada didalam pelajaran fisika. Sementara di TMII kita disuguhi berbagai hal yang terkait dengan budaya daerah. Ini mengandung maksud untuk memperkokoh persatuan dan memberikan khasanah budaya bangsa.
Berdasar uarian diatas, maka penulis mengadakan kunjungan ke daerah wisata di Jakarta.

II.TUJUAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah :
1.Menumbuhkan kesadaran akan persatuan dan keanekaragaman budaya bangsa.
2.Menambah pengetahuan yang relevan dengan pelajaran yang terdapat dilokasi wisata.
3.Memenuhi syarat untuk mengikuti UAS / UAN.

BAB II

SEJARAH JAKARTA

A.SEJARAH JAKARTA
•Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran.
•22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta (tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari j adi kota Jakarta keputusan DPR kota sementara No. 6/D/K/1956).
•4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia.
•1 April 1905 berubah nama menjadi 'Gemeente Batavia'.
•8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia.
•8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi.
•September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
•20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan. Pre Federal berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia.
•24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj'a Jakarta.
•18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai Daerah swatantra dinamakan Kota Praja Djakarta Raya.
•Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
•31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
•Tahun1999, melalaui uu no 34 tahun 1999 tentang pemerintah provinsi daerah khusus ibukota negara republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi pemerintah provinsi dki Jakarta, dengan otoniminya tetap berada ditingkat provinsi dan bukan pada wilyah kota, selain itu wiolyah dki Jakarta dibagi menjadi 6 ( 5 wilayah kotamdaya dan satu kabupaten administrative kepulauan seribu )
Walikota dan Gubernur Terdahulu
•Suwiryo, Walikota (1945 - 1951)
•Sjamsuridjal, Walikota (1951 - 1953)
•Sudiro, Walikota (1953 - 1960)
•Dr. Sumarno, Mayjen (Purn) TNI AD, Gubernur (1960 - 1965)
•Henk Ngantung, Gubernur (1964 - 1965)
•H. Ali Sadikin, Letjen (Purn) TNI AL/Marinir, Gubernur (1966 - 1977)
•H. Tjokropranolo, Letjen (Purn) TNI AD, Gubernur (1977 - 1982)
•R. Soeprapto, Mayjen (Purn) TNI AD, Gubernur (1982 - 1987)
•Wiyogo Atmodarminto, Letjen (Purn) TNI AD , Gubernur (1987 - 1992)
•SurJadi Soedirdja, Letjend (Purn) TNI AD, Gubernur (1992 - 1997)
•Sutiyoso , Letjend (Purn) TNI AD, Gubernur (1997 - 2007)


B.LETAK GEOGRAFIS JAKARTA

1.Iklim
Jakarta beriklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27 C dengan kelembaban 80 - 90%. Karena terletak di dekat garis khatulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim barat bertiup antara November dan April, sedang angin musim timur antara Mei dan Oktober. Suhu sehari-hari kota Jakarta dipengaruhi angin laut yang nyaman karena di sepanjang pantai. Curah hujan rata-rata 2.000 Mm, curah hujan paling besar sekitar bulan Januari dan paling kecil pada bulan September

2.Kondisi Geologis

Seluruh dataran terdiri dari endapan Pleistocene terdapat ± 50 M di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 Km. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya oleh endapan alluvium. Di wilayah bagian utara baru terdapat pada kedalaman 10-25 M, makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal 8- 15 M. Pada bagian kota tertentu terdapat juga lapisan permukaan tanah yang keras dengan kedalaman 40 M.

3.Letak Geografis

Luas :650KM2/ 65.000 H.a
Letak : 106°22`42" BT sampai 106°58`18" BT -5°19`12" LS sampai -6°23`54" LS

4.Letak Topografi

Ketinggian Tanah : 0 - 10 M di atas permukaan laut ( dari titik 0 Tg.Priok)
5 - 50 M di atas permukaan laut ( dari Banjir Kanal sampai batas selatan DKI Jakarta






BAB III
LOKASI WISATA

A.MASJID ISTIQLAL
Masjid Istiqlal yang terletak di Jakarta, Indonesia merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini boleh menampung lebih daripada 100,000 jemaah pada satu masa. Siap pada 1961, Masjid Istiqlal menjadi monumen penting dan simbol kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia. Kerana itulah ia dinamakan ”Istiqlal” (merdeka).

Menteri Agama Republik Indonesia yang pertama dan ayah kepada Presiden Abdurrahman Wahid, KH Wahid Hasyim adalah orang pertama yang mencetuskan idea pembangunan Masjid Istiqlal. Pada 1950, beliau bersama-sama dengan H. Agus Salim, Anwar Cokroaminoto dan Ir. Sofwan serta beberapa tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqqorrahman mengusulkan idea tersebut dan mencadangkan pembentukan Yayasan Masjid Istiqlal.
Idea tersebut dipersetujui oleh Ir. Sukarno dan pada 7 Disember 1954 terbentuklah Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai Anwar Cokroaminoto di Lapangan Merdeka (kini Taman Monumen Nasional), Jakarta. Sukarno sendiri menjadi ketua juri bagi mencari seni reka masjid yang bercirikan Indonesia. Hasil satu sayembara, dewan juri yang terdiri daripada Prof. Ir. Rooseno, Ir. H. Djuanda, Prof. Ir. Suwardi, Hamka, H. Abubakar Aceh dan Oemar Husein Amin akhirnya pada 5 Julai 1955 memilih model Frederich Silaban sebagai pemenang untuk seni bina Masjid Istiqlal.

Pada pertengahan tahun 1960 perancangan pembinaan Masjid Istiqlal terganggu seketika kerana terpengaruh dengan suasana politik Indonesia. Namun akhirnya pada 24 Ogos 1961 tiang pancang pertama berjaya ditanam menandakan permulaan pembinaannya. Dan pada 22 Disember 1978, ia dirasmikan oleh Presiden Suharto.
Bangunan masjid terdiri daripada lima tingkat dengan bangunan induk seluas satu hektar dan disokong 12 tiang utama. Diameter kubahnya berukuran 45 meter dengan bahagian luar diliputi marmar buatan Jerman. Bahagian puncaknya dipasang hiasan khas berbentuk bulan dan bintang yang berukuran tiga meter manakala bahagian dalam kubah yang cekung berwarna kelabu kehitaman.
Seni bina masjid ini menyerupai gaya Arab dengan tangga di penjuru setiap tingkat. Lantai untuk muazin berada pada ketinggian 66.6 meter dengan halaman yang luas dan dilengkapi air pancutan di tengah kolam.

Keseluruhan bangunan masjid berada di kawasan strategik di Taman Wilhelmina yang dihubungkan dengan Sungai Ciliwung yang membelah kota Jakarta.
Masjid Istiqlal Jakarta direka khas dengan identiti Indonesia. Fungsinya adalah sebagai pusat kegiatan dan aktiviti kemasyarakatan dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya. Tingkat bawah masjid digunakan untuk pelbagai keperluan yang berkaitan dengan aktiviti kemasyarakatan seperti pejabat Dewan Masjid Indonesia, Masjid Ulama Indonesia, Lembaga Pengembangan Tilawah al-Quran, Taman Kanak-kanak Islam dan pentadbiran Badan Pengelola Masjid (BPPMI).
Bersebelahan dengan masjid ialah Jabatan Agama yang memainkan peranan pejabat sebagai kadi dan wali agama dalam beberapa bahagian kenegaraan. Terletak di belakang istana, Masjid Istiqlal juga terletak berhampiran dengan lembaga pemerintah seperti Mahkamah Agung, Jabatan Dalam Negeri dan Markas Besar Angkatan Darat yang terletak di Jalan Merdeka Utara.

Masjid Istiqlal memainkan peranan menyeluruh dalam mendekatkan masyarakat terhadap aktiviti-aktiviti masjid. Selain solat berjemaah lima waktu, terdapat juga pengajian mendalami ilmu-ilmu agama yang disampaikan oleh ulama-ulama dalam bidang berkaitan. Kadang kala, terdapat juga pameran dan seminar serta program untuk masyarakat. Sambutan hari kebesaran Islam seperti Israk Mikraj, Nuzul Quran dan Maal Hijrah disambut di masjid manakala Maulidur Rasul diadakan di Istana Merdeka.

B.TUGU MONAS

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade1960an.
Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini.

Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 137 m.Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.
Pelataran puncak dengan luas 11x11 dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Bila menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 m, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.
Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas yang berpagar "Bambu Kuning".
Landasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80x80 m, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.

Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak monumen. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 - 16.00 WIB.

C.TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Tiada ketenaran tanpa awal gagasan dan karya yang mewujudkannya. Ketenaran Taman Mini "Indonesia Indah" di seluruh Nusantara dan di berbagai bagian dunia, tidak dapat dilepaskan dari pangkal tolaknya yang berupa gagasan yang terdengarnya sederhana tetapi mengandung nilai yang sangat tinggi.
Gagasan ini berupa keinginan atau cita-cita untuk membangkitkan rasa bangga dan tebalnya rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, Indonesia. Gagasan ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Cita-cita ini diutarakan sebagai gagasan untuk mendirikan suatu tempat rekreasi yang mampu menggambarlan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuk miniatur. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no.8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.

Sebagai pemrakarsa, Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara) telah melihat jauh ke depan akan pentingnya menciptakan suatu bangunan miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya, kekayaan alam, kebudayaan dan kekayaan lainnya. Bertekad cita-cita ini, dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
Prakarsa Ibu Negara ini bersumber pada kenyataan bahwa Indonesia dianugerahi kekayaan di berbagai segi dan sumber. Pulaunya yang berjumlah belasan ribu. kelompok etnisnya yang memiliki ciri-ciri khas masing-masing, dalam bahasa, adat istiadat, perilaku tutur kata dan sebagainya, serta sumber daya alamnya yang sangat kaya ini tidak terlepas dari pengamatan Ibu Negara untuk melahirkan gagasan yang mulia dan sangat bermanfaat bila terwujud.

Tentulah ada asas-asas filsafat yang dijadikan landasan pendirian proyek miniatur ini. Kekokohan hasil proyek ini terbentuk berkat filsafat yang berpangkal pada amanat-amanat Presiden Republik Indonesia yang pada intinya ialah keseimbangan usaha pembangunan fisik dan ekonomi dengan pembangunan mental spiritual. Filsafat inilah yang menjadi batu pijakan pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Filsafat ini dijadikan pilihan landasan karena Ibu Negara sadar dan melihat bahwa pada awal pembangunan yang dilaksanakan pada akhir tahun 1960-an belum mendapatkan perhatian semestinya. Karena kesadaran dan perhatian beliau inilah, beliau berprakarsa pelaksanaan pembangunan mental spiritual.
Secara lebih rinci ada lima aspek dan prospek yang dijadikan baik pijakan pembangunannya maupun pandangan dalam pengembangannya. Kelimanya ini ialah spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, ekonomi, dan kesejahteraan. Pegangan teguh pada aspek dan prospek ini dapat dirasakan dan dilihat pada pengembangan yang telah berlangsung selama ini.

Aspek dan prospek spiritual serta pendidikan dan kebudayaan tidak terlepas dari pandangan Presiden Soeharto. Mengenai aspek dan prospek spiritual beliau menyatakan bahwa setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial. Mengenai pendidikan dan kebudayaan beliau mengungkapkan bahwa putra-putri harus menyiapkan diri sejak sekarang. melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri. bangga kepada kebudayaannyan sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri, berusaha sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi.
Mengenai aspek dan prospek teknologi, kata-kata Neil Armstrong, angkasawan Amerika, manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, a little step of a man, a giant step of mankind yang artinya langkah kecil manusia tetapi berupa loncatan raksasa kemanusiaan, merupakan dambaan dalam membangun dan mengembangkan Proyek Miniatur "Indonesia Indah" ini. Hanya dengan teknologi yang ditulang-punggungi ilmu, manusia dapat melangkah maju dalam mewujudkan keinginan peningkatan ke arah ekonomi dan kesejahteraannya.
Selanjutnya mengenai aspek dan prospek ekonomi, kata-kata Presiden Soeharto menjadi pegangannya. Dikatakan oleh beliau bahwa, "Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui pananaman modal, penggunaan teknologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen". Aspek dan prospek ini tidak terlepas dari aspek dan prospek berikutnya, yaitu kesejahteraan. Oleh Presiden Soeharto, dikatakan bahwa "Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju, bertambah sejahtera dan adil".

Kelima aspek dan prospek tersebut saling berkait. Kaitan inidalam pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah terlihat nyata bila kita melihat taman miniatur ini secara keseluruhannya. Secara keseluruhan di sini melibatkan penglihatan kita terhadap wujud fisik, yang berupa bangunan, yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, dan sarana dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan, dan wujud program pergelaran yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi serta ekonomi dan kesejahteraan. Jelaslah bahwa baik dari pandangan fisik maupun langkah operasional. Proyek Miniatur ini erat berpegang pada aspek dan prospek pembangunannya.
Dengan filsafat ini sebagai landasan, ada sasaran yang ingin dijangkau oleh pendiri taman miniatur, yaitu meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke dalam sendiri, jangkauan pelaksanaan proyek ini ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya. Inilah sebetulnya misi didirikannya taman miniatur ini.
Misi dan Sasaran Pendirian
Pengembangan misi seperti ini bukan dilakukan tanpa pertimbangan dan tujuan yang pasti. Misi ini diemban karena adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia pada tahun-tahun 1960-an diguncang oleh prahara yang hampir mencelakakan seluruh bangsa. Kebudayaan kita hampir musnah terlindas oleh malapetaka yang sangat dahsyat. Keadaan yang tragis ini harus dipulihkan dan kebudayaan bangsa harus diangkat kembali menjadi kebudayaan yang agung seperti pada awalnya.
Misi pendirian taman miniatur ini tidak dapat dilepaskan pula dari taraf pendidikan, ekonomi, dan kepeduliannya terhadap kebudayaan bangsa, serta rasa persatuan dan kesatuan. Pada waktu itu taraf ekonomi yang sangat rendah sehingga menghambat perkembangan pendidikan mereka, telah menimbulkan ketidakacuhan pada perkembangan budaya bangsa. Peristiwa yang baru-baru saja terjadi, telah memporak-perandakan kesatuan bangsa. Inilah juga kenyataan yang dijadikan latar belakang pemikiran dalam pengembangan gagasan pendirian proyek miniatur ini. Tak dapat disangkal lagi bahwa taman miniatur ini merupakan sarana yang sangat strategis bagi perwujudan misi yang sangat berat untuk dilaksanakan tetapi sangat mulia.
Jangkauan lain pendirian taman miniatur ini bersegi ekonomi. Dengan berdirinya taman miniatur ini tersedialah sarana wisata yang akan dapat menarik kunjungan wisata, bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari mancanegara. Kunjungan wisatawan dari mancanegara, bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan pemasukan keuangan bagi peningkatan perekonomian nasional, tetapi juga pengenalan adat-istiadat bangsa Indonesia, kekayaan alamnya serta keanekaragaman kebudayaan pada umumnya. Pengenalan ini akan mempunyai pula dampak yang menguntungkan bagi peningkatan kesejahtaraan bangsa.
Dengan tujuan sebagai penjabaran misi taman ini, ada sasaran yang ingin dicapai. Sasaran ini secara rinci adalah sebagai uraian dalam butir-butir berikut:
•Membangun atau mempertebal rasa cinta tanah air.
•Memupuk dan membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang terdiri atas berbagai suku dengan berbeda-beda adat dan kebudayaan daerahnya.
•Menghargai dan menjunjung tinggi kebudayaan nasional dengan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa.
•Memperkenalkan adat-istiadat, kebudayaan dan perilaku kehidupan bangsa dan daerah kepada bangsa lain.
•Meningkatkan arus wisatawan sehingga dapat mendorong menghidupkan kerajinan rakyat di daerah-daerah.
•Menyediakan sarana rekreasi yang bersifat pendidikan masyarakat.


Keabsahan dan kekokohan pendirian Taman Mini "Indonesia Indah" didasarkan landasan hukum, yaitu di antaranya adalah pendirian Yayasan Harapan Kita dan surat-surat keputusannya dalam melaksanakan proyek pembangunan dengan nama Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Di samping itu, dikeluarkannya Surat Keputusan Yayasan Harapan Kita No.II/Kpts/YHK-VIII/72 yang meresmikan Bapak Presiden Republik Indonesia sebagai pelindung pembangunan Proyek tersebut, sebagai tindak lanjut atas persetujuan dan restu dari Bapak Preseiden RI dan kesediaan beliau sebagai pelindung pendirian proyek ini, melalui surat No. B-1 04/Pres/8/1971, tertanggal 20 Agustus 1971. Dengan surat-surat ini maka TMII mempunyai latar belakang kekuatan hukum dalam pembangunannya.
Uraian mengenal Logo dan Maskot
Sebagai lazimnya suatu badan atau yayasan, Taman Mini "Indonesia Indah" memiliki logo yang pada intinya terdiri atas dua huruf I dan I. Kedua huruf ini mewakili nama "Indonesia Indah". suatu nama yang diberikan kepada proyek miniatur pembangunannya. Nama "Indonesia Indah" bukan sekadar nama, tetapi mempunyai makna dan cerminan keinginan luhur akan dikenalnya Indonesia yang indah dan dilestarikannya keindahan ini.
D. LUBANG BUAYA
Lubang Buaya adalah sebuah tempat di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September pada 30 September 1965. Secara spesifik, sumur Lubang Buaya terletak di Kelurahan Lubang Buaya di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Lubang Buaya pada terjadinya G30S saat itu merupakan pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Saat ini di tempat tersebut berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila, sebuah museum diorama, sumur tempat para korban dibuang, serta sebuah ruangan berisi relik.
Nama Lubang Buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang menyatakan bahwa ada buaya-buaya putih di sungai yang terletak di dekat kawasan itu.

BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dengan adanya kunjungan ke dunia wisata di wilayah Jakarta ini dapat disimpulkan :
a.Menambah wawasan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
b.Menambah wawasan akan budaya yang dimiliki Bangsa dan Negara.
c.Memberikan khasanah pengetahuan.
B.SARAN
Dari kegiatan tersebut maka penulis mempunyai beberapa saran :
a. Kegiatan tersebut agar dilaksanakan lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
b. Lebih banyak lagi daerah yang dikunjungi dengan pertimbangan mempunyai korelasi dengan dunia pendidikan.