Halaman

Rabu, 24 Februari 2010

15 Warga Tipar Kidul Terserang Cacar Air

Suara Merdeka,

BANYUMAS- Setelah Desa Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang Banyumas menjadi korban banjir dan tanah longsor, sekarang giliran desa tersebut terkena wabah penyakit cacar air.

Sebanyak 15 penduduk Desa Tipar Kidul RT 2/9, dilaporkan sudah diidentifikasi terserang wabah itu. Sebagian besar korbannya terdiri dari anak-anak usia antara 1,5 dan 13 tahun, di antaranya penduduk dewasa. Dikhawatirkan, wabah ini akan semakin ber kembang bila tidak ditangani serius.

Penyakit menular ini diketahui mulai menyerang warga sejak Selasa (12/11) lalu. Akibatnya, 12 warga harus dirawat walaupun tidak secara khusus. Dalam perkembangannya, sehari kemudian atau Rabu (13/11), warga yang terserang bertambah tiga orang.

Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan (Kasubdin PP Yankes) Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (DKKS) Banyumas drg Khalid Khan MKes, mengakui adanya peningkatan penyakit cacar air itu.

Dia menjelaskan, sebelumnya ada laporan dari Kepala Puskesmas Ajibarang I dan tembusan laporan dari Siswojo, anggota DPRD Banyumas, bahwa telah terjadi peningkatan wabah cacar air di Desa Tipar Kidul.

Diduga Campak

Begitu mendapat laporan, Tim DKKS dan Puskesmas Ajibarang I terjun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. ''Rabu lalu laporan masuk dan pada awalnya ada dugaan wabah campak. Setelah diadakan penyelidikan wabah itu ternyata cacar air.''

DKKS sudah melakukan koordinasi dengan sektor terkait untuk penanganannya. Antara lain, melakukan pencarian penderita baru dan memastikan diagnosis penyakit. Diikuti kegiatan penangguangan dan pengobatan serta pelaporan serta pemantauan perkembangannya. ''Kami sudah melakukan pengobatan massal secara cuma-cuma di desa tersebut.''

Saat ini DKKS terus melakukan penyuluhan soal gizi. Sebab, penyakit cacar air tidak bisa dilepaskan dari pengaruh gizi buruk yang dialami korban. Penderita anak usia sekolah yang masih sakit, disarankan tidak masuk sekolah.

Bupati Banyumas HM Aris Setiono SH SIP sudah mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada terhadap timbulnya wabah penyakit. Terutama, saat memasuki musim hujan. Diharapkan, warga memberi laporan bila terjadi tanda-tanda berkembangnya penyakit tertentu.

''Di Banyumas, rentan terhadap timbulnya wabah penyakit. Seperti malaria, demam berdarah, dan cacar air.'' (G17-68)

Ajibarang-Gumelar Terancam Putus

Sumber Suara Merdeka

BANYUMAS-Longsor di ruas Jalan Ajibarang-Gumelar semakin parah, badan jalan hanya tersisa 1,5 meter. Longsor yang membuat ruas jalan penghubung di Desa Kracak semakin parah. Hal itu karena longsor semakin menggerus badan jalan, sehingga jalan tersebut kini terancam putus.

Menurut Kepala Desa Kracak Amir Atmaja, upaya perbaikan sebenarnya berulangkali dilakukan Dinas Sumber Daya Air dan Binamarga Banyumas. Namun demikian perbaikan yang dilakukan belum bisa mengatasi longsor yang terjadi pada ruas jalan tersebut.

"Respon Dinas sebenarnya sangat cepat dalam memperbaiki jalan tersebut, namun sepertinya upaya perbaikan yang dilakukan belum tepat," ucapnya.

Saat ini ruas jalan yang longsor kedalamannya sudah mencapai 10 meter. Longsoran masih bisa melebar, sebab hujan masih sering mengguyur wilayah tersebut. Oleh sebab itu pengendara yang melintas diminta untuk lebih berhati-hati.

"Jika longsor menggerus ruas jalan 25 sentimeter lagi, maka jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda 4," katanya.

Beberapa waktu lalu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Binamarga, Mayangkoro mengatakan sedang melakukan pengkajian untuk menangani longsor yang terjadi. Pengkajian yang mendalam dibutuhkan agar diperoleh cara penanganan longsor yang tepat.

Berdasarkan pantauan, kini badan jalan yang tersisa hanya sekitar 1,5 meter, adapun kedalaman longsor mencapai 10 meter dan panjang jalan yang longsor sekitar 12 meter. Untuk memperingatkan para pengguna jalan, dipasang rambu peringatan di sekitar ruas jalan yang longsor.

Amir mengharapkan agar perbaikan jalan dengan metode yang tepat bisa segera dilakukan, agar transportasi bisa berjalan lancar. Sebab jalan tersebut menurutnya merupakan sarana transportasi penting bagi warga Ajibarang dan Gumelar. (K17-29)